Kamis, 15 Maret 2012

KIMIA

Larutan elektrolit dan non elektrolit  

Dipostingkan kembali oleh M. Agung Wibisana 

Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan.
Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.
HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-
Larutan elektrolit terbagi menjadi 2 macam, yaitu elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.
Contoh :
NaCl(s) → Na+ (aq) + Cl- (aq)

Contoh larutan elektrolit kuat :
Asam, contohnya asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl)
Basa, contohnya natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), barium hidroksida (Ba(OH)2)
Garam, hampir semua senyawa kecuali garam merkuri
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik).
Contoh :
CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)
Contoh senyawa yang termasuk elektrolit lemah :
CH3COOH, HCOOH, HF, H2CO3, dan NH4OH
Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)
Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.
Contoh : larutan gula, urea

Persiapan Menuju Kematian

Jalan Menuju Khusnul Khatimah

Selasa, 15 Maret 2012 20.30 WIB
Oleh Agung Wibisana, Murid SMA Xaverius 1 Palembang

Dalam keseharian, kita kerap jumpai nilai-nilai kepedulian jauh membumi di kalangan masyarakat biasa. Bahkan, dari mereka banyak yang secara ekonomi kurang mampu. Tapi lihatlah cara hidupnya, saling berbagi satu dengan lainnya. Dua liter beras, kadang dibagi dengan tetangganya. Bahkan, ada yang diam-diam menunaikan zakat dan sedekah ke sebuah lembaga tanpa mau disebut namanya.

Pada suatu kesempatan, saya bertanya pada orang-orang itu. Apa sebab nuraninya begitu hidup. Mereka mengatakan, kami tahu rasanya lapar, kerasnya bertahan hidup, dan lemahnya jadi orang tidak berdaya. Maka, saat ada kelebihan, tak mungkin kami tega melihat mereka merasakan apa yang juga kami rasakan.

Tapi, Allah SWT telah menghitung dengan adil. Mereka yang mengiklaskan miliknya untuk berbagi dan sedekah, tak akan mengurangi harta miliknya. Orang-orang yang beruntung itu, tampak hidupnya berkah dan selalu cukup. Dalam sejarah Islam, kita kenal Fatimah Az-Zahra RA yang ikhlas bersedekah seuntai kalung warisan. Kalung itu ia sedekahkan kepada musafir yang tiga hari tidak makan karena kehabisan bekal. Kalung itu, kemudian dijual si musafir kepada Abdurrahman bin Auf ra.

Setelah cukup bekal, musafir melanjutkan perjalannya lagi. Tapi, setelah mengetahui keikhlasan Fatimah dalam bersedekah, Abdurrahman segera menghadiahkan kalung tadi kepada Nabi SAW, ayahanda Fatimah, sebagai pemilik awalnya. Pada kenyataannya, setelah melewati tiga orang kalung itu kembali ke Fatimah kembali.

Semua itu karena keikhlasan Fatimah menyedekahkan kalungnya. Ia memetik amalan sedekah secara tunai. Allah menjanjikan jalan yang mudah bagi orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan mendapat balasan berlipat ganda.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” [Al Baqarah 261]

Bahkan di antara rahasia dan keutamaan orang yang rajin bersedekah, yaitu sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis: “Orang yang pemurah itu dekat dari Allah, dekat dari manusia, dekat dari surga dan jauh dari neraka. Adapun orang yang kikir, maka jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat kepada neraka (siksaan Allah). ” (HR Tirmidzi dan Baihaqi) “Sesungguhnya shadaqah itu dapat memadamkan murka Allah dan dapat menolak cara mati yang buruk.” (H.R. Tirmidzi, lbnu Hibban, lbnu ‘Adi, dan Baihaqi). Semua kita, tentu berdoa mati dalam keadaan husnul khotimah bukan? Sedekah bisa menjadi jalannya.